Friday, February 27, 2009

Kamar Mandi Penuh Inspirasi

Entah kenapa, saya sangat sering mendapat inspirasi ketika berada di kamar mandi. Barangkali kamar mandi tempat yang paling menenangkan ya, sehingga inspirasi itu datang dengan mudah, atau entahlah, ada yang bisa kasi jawaban?
Beberapa inspirasi saya ketika di kamar mandi, di antaranya ketika berkeinginan membentuk komunitas baca. Suatu pagi, inspirasi itu datang memberitahukan ke saya kalau komunitas baca itu harus dibentuk dengan nama Komunitas Baca Tatas Tuhu Trasna (Kaca Tastura), akhirnya terbentuk dan sekarang saya jadi Presidennya..
Pernah juga saya bingung untuk memulai menyusun naskah pidato Bupati. Saya ke kamar mandi sejenak, eh dengan sendirinya kalimat-kalimat yang tepat untuk memulai pidato itu muncul. Jadilah pidato itu.
Ada juga inspirasi-inspirasi yang lainnya... Kenapa ya harus di kamar mandi???

Kenapa Harus Bingung?

Pemilu tinggal hitungan hari. Tapi kok masih bingung antara memilih atau tidak. Memilih atau tidak, wakil rakyat dan pemimpin tetap akan ada yang terpilih, karena tidak semua orang bingung untuk tidak memilih.
Jadi, daripada ntar gara-gara kita gak milih, eh yang terpilih malah gak bener orangnya, kan kita juga yang rugi. Jadi (lagi_red), berikan aja pilihan. Bingung pilihannya untuk siapa? gini aja, gampangnya, lihat partainya, kalau partainya gak pernah tersangkut kasus korupsi, terus peduli dan profesional lagi, udah, pilih yang partai seperti itu saja. Gampangkan?! Emang ada yang seperti itu?? Insyaallah ADA!!!

Wednesday, February 25, 2009

Pohon Beringin Tumbang???

Setelah Jusuf Kalla menyatakan diri siap maju sebagai Capres, hitung-hitungan politik internal Golkar makin memanas. Internal Golkar menjadi terancam pada konflik internal. Surya Paloh beberapa kali menegaskan bahwa JK belum diputuskan sebagai Capres, Sultan juga tetap bersikukuh ingin menjadi orang nomor satu di negeri ini. Apakah pohon beringin akan tumbang???
Kalau pohon beringin tumbang, banteng harus waspada. Karena biasanya banteng ditambat dibawah pohon beringin, kalu tertimpa kan bisa mati.. hehe...

Panwaslu Untuk Pemilu

Tidak terasa pemerintahan SBY-JK akan segera berakhir. Pemilu 2009 sudah di depan mata. Gong pesta akbar demokrasi semakin menggema. Bangsa indonesia akan segera menentukan pilihan terbaiknya yang akan duduk di kursi parlemen sebagai penyambung aspirasi. Momentum yang hanya dilakukan setiap satu kali dalam lima tahun ini harus dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya.

Warna pemilu menjadi pemandangan masyarakat di seluruh pelosok negeri. Tidak terkecuali Lombok Tengah. Sebagaimana di daerah-daerah lainnya, di Lombok Tengah (sebelum dilakukan penertiban) artibut partai dan calon anggota legislatif (Caleg) hampir memenuhi seluruh ruas jalan yang ada, dari ruas jalan protokol sampai jalan-jalan perkampungan. Berbagai warna dan slogan menambah semaraknya pesta yang akan diselenggarakan 9 april nanti.

Tidak ada satupun tempat strategis yang luput dari ”tembakan senjata” peserta pemilu 2009. Semuanya telah terisi oleh atribut partai dan caleg yang menawarkan dan menjanjikan perubahan untuk rakyat. Maka, bisa dikatakan bahwa sejauh mata memandang, disitu ada atribut kampanye terpampang.

Permasalahannya, apakah pemasangan atribut tersebut telah sesuai dengan aturan pemilu? Bagaimana cara menertibkan peserta yang ”nakal”? Sejauhmana ketegasan panitia pengawas pemilu (Panwaslu) dalam menindak pelanggaran yang terjadi? Berikut petikan wawancara Saya dengan ketua Panwaslu Kabupaten Lombok Tengah H. Lalu Srijaya.

Sebagai pengawas pemilu, apa saja tugas dan wewenang Panwaslu?
Panwaslu bertugas mengawasi seluruh proses penyelenggaraan pemilu, seperti penetapan daftar caleg, mengawasi pelaksanaan kampanye, pengawasan distribusi logistik pemilu, ya juga penyelenggaraan pemilu itu sendiri. Wewenang kita melakukan pengawasan seluruh proses, dan kita merekomendasikan apabila ada temuan pelanggaran kepada KPU.

Berapa besar anggaran yang diperuntukkan panwaslu?
Anggaran ini tidak tentu, soalnya diatur pusat. Sekarang kita masih mengusulkan perubahan Dipa. Tanyakan yang lain saja, jangan tentang anggaran.

Apakah ada aturan yang membatasi pemasangan atribut kampanye?
Atribut pemilu boleh dipasang di mana saja, kecuali di tempat-tempat terlarang, misalnya jalan protokol, hal ini berdasarkan UU Nomor 10 Tahun 2008 dan peraturan KPU Nomor 19 Tahun 2008. Selanjutnya dilarang dipasang di jalan bebas hambatan, yang hal ini telah dikoordinasikan dengan dinas perhubungan, kemudian di sekolah-sekolah, baik swasta maupun negeri, tempat ibadah, juga bangunan-bangunan pemerintah itu sudah pasti tidak boleh.

Apakah aturan tersebut telah tersosialisasikan dengan baik kepada peserta pemilu?
Sudah-sudah, tapi KPU punya tugas itu, kami hanya mengawasi seluruh proses. Untuk penertiban kita berkoordinasi dengan KPU, unsur Polres, Kesbangpol, Pol PP, juga pak camat.

Sejauh ini, pelanggaran apa saja yang dinilai panwaslu yang sudah ditindak?
Masih sekitar pelanggaran administrasi. Kalau terkait dengan tipilu (tindak pidana pemilu_red) ada indikasi tapi belum cukup bukti untuk kita tindak. Ya masih sebatas pelanggaran administrasi.

Apa sanksi bagi peserta pemilu yang melakukan pelanggaran?
Tergantung tingkat pelanggarannya. Kalau Tipilu mulai dari 3 bulan, 6 bulan sampai 24 bulan penjara. Denda dari 6 juta sampai 24 juta. Setelah kita melakukan penertiban di jalan protokol beberapa waktu yang lalu, kemudian ada yang pasang lagi maka itu merupakan Tipilu. Kalau caleg yang melakukan pelanggaran berat, ya bisa dicoret.

Bagaimana sikap panwaslu dengan banyaknya anggapan bahwa panwaslu ibarat macan ompong?
Jadi kita bukan macan ompong. Kita tidak boleh seenaknya bertindak. Sekarang ini berbeda dengan yang dulu. Kalau dulu pengawas yang langsung mengeksekusi setiap masalah yang timbul, tapi sekarang tidak, kita hanya mengawasi. Kalau ada pelanggaran kita rekomendasikan kepada KPU dan juga kita serahkan kepada penyidik. Jadi hal inilah yang harus dipahami masyarakat.

Apa harapan panwaslu dari pemilu 2009?
Harapan kita mudah-mudahan dalam pemilu ini selain panwaslu yang melakukan pengawasan juga kita harapkan pengawasan partisifasi aktif dari masyarakat. Kita juga berharap peserta pemilu mematuhi aturan yang ada. Dan kita harapkan tingkat partisifasi masyarakat yang tinggi untuk memberikan hak pilihnya, itulah yang akan menentukan kesuksesan pemilu. Ya minimalah 90 atau 99 persen masyarakat memilih.

Friday, February 20, 2009

Adakah Pemimpin Alternatif Untuk Pemilu 2009?

Nampaknya para calon presiden independen tidak punya kesempatan lagi untuk bisa bertarung di pemilihan umum (pemilu) 2009 ini, setelah Mahkamah Konstitusi (MK) menolak gugatan mereka. Apakah itu artinya tidak ada lagi calon alternative lain selain tokoh-tokoh lama yang telah mulai menjajakkan dirinya? Mungkinkah calon alternative tersebut lahir dari partai politik (parpol)?

Kita memang khawatir jika pemilu tahun ini tidak mampu melahirkan pemimpin alternative. Yang kuasa untuk menentukan calon pemimpin tersebut adalah partai politik yang meraih paling sedikit 25 % perolehan suara nasional. Artinya masyarakat tinggal menunggu parpol yang punya kemauan untuk mengusung pemimpin-pemimpin alternative tersebut.

Seperti permainan sepak bola, pemenang ditentukan dari tim mana yang mencetak gol terbanyak setelah peluit panjang babak kedua (terakhir). Begitu juga dengan pemilu, tidak ada satu parpolpun, baik parpol penguasa, oposisi, lebih-lebih parpol baru yang berani memastikan kemenangannya untuk pemilu 2009. Semuanya memang punya target, namun pemenang akan ditentukan setelah penghitungan suara hasil pilihan rakyat.

Saat ini beberapa parpol telah memasang calon presidennya, yang diyakini akan mampu mendongkrak pemilih untuk memberikan pilihannya kepada parpol tersbut. Sayangnya, nama-nama yang muncul tersebut adalah wajah-wajah lama dalam dunia politik kita yang juga diindikasikan gagal dalam memimpin maupun yang terlibat dalam pergumulan politik orde baru. Seperti Megawati dari PDIP, Susilo Bambang Yudoyono dari Demokrat, Wiranto dari Hanura dan Prabowo dari Gerindra.

Melihat daftar mereka, tentu belum bisa memompa semangat sebagian kita untuk menentukan siapa pemimpin kita 5 tahun kedepan. Sementara itu, Golkar sebagai pemenang pemilu tahun 2004 juga kelihatan ragu-ragu untuk segera mendeklarasikan Capresnya. Ada sinyal jika Capres Golkar diumumkan sebelum pemilu, akan rawan dengan konflik elit internalnya, yang sudah pasti akan berpengaruh di akar rumput partai beringin tersebut. Karena saat ini Golkar yang mengklaim memiliki banyak tokoh nampaknya belum satu suara untuk capresnya, bahkan di antara mereka sedang sama-sama punya niatan untuk menjadi orang nomor satu di negeri ini. Seperti Yusuf Kalla, Sultan Hamengkubuwono, Surya Paloh, Akbar Tanjung, dan Fadel Muhammad.

Jika partai-partai besar ini tidak mampu menyajikan pemimpin alternative, maka partai menengah ke bawah harus berani membentuk koalisi untuk menghadirkan sesegera mungkin figure yang bisa diharapkan membawa bangsa ini ke arah yang lebih baik. Namun, sangat disadari bahwa pemimpin alternative bukan berarti tidak punya hambatan. Mengingat dari beberapa hasil survey bahwa pemilih rasional tersebut ada di perkotaan yang jumlahnya lebih kecil dari pemilih tradisional. Sedangkan pemimpin alternative sangat bergantung pada pemilih rasional.

Hal tersebut menjadi tantangan tersendiri bagi calon pemimpin alternative untuk segera mungkin melakukan sosialisasi ke seluruh elemen masyarakat. Namun jika sampai saat ini saja mereka belum muncul, maka membutuhkan strategi yang mumpuni jika mereka muncul setelah pemilu nanti. Misalnya melakukan koalisi dengan calon pemimpin lama, sehingga terbentuk sebuah kombinasi yang strategis untuk mengakomodir antara pemilih rasional dengan pemilih tradisional.

Bagaimana dengan partai-partai Islam, apakah berani menampilkan pemimpin alternative tersebut? Nampaknya sampai saat ini hanya Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan Partai Matahari Bangsa (PMB) yang berani menawarkan pemimpin alternative. PKS punya sikap untuk melahirkan pemimpin alternative yang akan ditentukan setelah pemilu legislative 2009. Penentuan tersebut akan diambil jika perolehan suaranya mencapai 20 %. Sudah ada 8 nama yang disiapkan oleh PKS, di antaranya Hidayat Nur Wahid, Tifatul Sembiring, Anis Matta dan beberapa tokoh internal lainnya yang kesemuanya di bawah umur 50 tahun. Sedangkan PMB mengusung tokoh Muhammadiyah, Din Syamsudin untuk calon presidennya.

Nama-nama tersebut memberikan angin segar bagi yang mengharapkan pemimpin alternative untuk menjadi pemimpin bangsa ini. Namun, sekali lagi selain mereka harus memperoleh suara minimal 25 %, juga harus berani membangun koalisi strategis seperti yang disebutkan di atas. Karena bagaimanapun juga, pemimpin baru saja tidak cukup tanpa diimbangi dengan kekuatan pendukung di parlemen.

Koalisi setengah hati

Belajar dari koalisi pemerintahan saat ini, untuk pemilu tahun 2009 model seperti ini tidak boleh terjadi lagi. Karena, koalisi saat ini nampaknya mengalami kerapuhan alias koalisi setengah hati. Hal ini bisa dilihat dari beberapa kebijakan yang diusung pemerintah justru mendapatkan kritikan bahkan penolakan dari partai koalisinya di parlemen. Terlepas dari apakah penolakan tersebut karena dianggap merugikan masyarakat atau tidak, namun seharusnya sebagai partner pembicaraan kebijakan tersebut seharusnya sudah final “di meja koalisi” sehingga di kursi parlemen mereka tinggal memperjuangkannya sama-sama.

Kejelasan koalisi selain akan memperkuat pemerintahan, juga akan mempermudah penilaian masyarakat dalam melihat peran parpol yang ada antara parpol pendukung pemerintah dan parpol oposisi. Sehingga masyarakat bisa dengan jelas juga dalam memberikan hukuman kepada parpol yang gagal, apakah itu parpol pendukung pemerintah atau oposisi. Tidak seperti saat ini, ketika ada kebijakan pemerintah yang dinilai gagal, partai pendukung ikut-ikutan menyalahkan pemerintah. Begitu juga dengan oposisi, nampaknya sulit untuk jujur menilai keberhasilan pemerintah.

Kondisi semacam ini tentu membahayakan nasib kehidupan bangsa. Karena yang nampak dipermukaan hanyalah pragmatisme para elit politik kita. Kedewasaan berdemokrasi kelihatannya hanya menjadi retorika belaka. Maka jangan heran bila bangsa yang besar ini masih diremehkan oleh Negara tetangga.

Oleh karena itu, untuk menghasilkan pemerintahan yang kuat, maka harus dibangun di atas koalisi yang jelas kekuatannya di parlemen. Selain itu, kita juga berharap, selain mampu membangun koalisi yang kuat di antara parpol, juga bisa sama-sama mengusung pemimpin altenatif yang bisa memberikan warna baru bagi bangsa kita. Mungkinkah itu terjadi? Kita lihat saja nanti.

Wednesday, February 18, 2009

Anakku Sudah Mulai Mandiri

Ya, mandiri... Sejak tinggal di Mataram, dia harus tidur tanpa ayunan, padahal sebelumnya susah banget tidurnya tanpa benda itu..

Kini, tanpa benda itu, dia bisa tidur nyenyak..
Cepat besar anakku...

Monday, February 02, 2009

Mutasi oh Mutasi

mutasi lagi mutasi lagi...

cape dehhhh....

Followers

  ©Napas Syahadat. Template by Dicas Blogger.

TOPO